Friday, September 14, 2012

Pestisida Nabati dari Limbah Tembakau

Tembakau merupakan produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Kandungan nikotin yang ada dalam tembakau merupakan golongan alkaloid yang terdapat dalam famili Solanaceae. Kadar nikotin berkisar antara 0,6 – 3,0% dari berat kering tembakau, dimana proses biosintesisnya terjadi di akar dan terakumulasi pada daun tembakau. Nikotin terjadi dari biosintesis unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun. Nikotin yang berfungsi sebagai bahan kimia antiherbivora dan adanya kandungan neurotoxin yang sangat sensitif bagi serangga menyebabkan nikotin dapat digunakan sebagai pestisida.
Limbah tembakau terdiri atas:
  1. Sisa rajangan daun
  2. Stem (batang tembakau) merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri tembakau dengan kuantitas yang mencapai 20% per tahun dari jumlah produksi tembakau
Limbah tanaman tembakau inilah yang dimanfaatkan agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pestisida organik dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
  1. Pestisida hayati (biopestisida)  bahan aktifnya berasal dari mikroorganisme, seperti cendawan, bakteri, nematoda, atau virus
  2. Pestisida nabati  bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
Fungsi pestisida organik yaitu sebagai :
  • Repelan : menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
  • Antifidan : mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
  • Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
  • Menghambat reproduksi serangga betina
  • Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
  • Atraktan : pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  • Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Keunggulan Pestisida Organik
  • Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
  • Relatif aman terhadap lingkungan
  • Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
  • Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
  • Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
  • Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Hama yang dapat dikendalikan menggunakan pestisida organik adalah berbagai jenis serangga, terutama :
ulat, kutu daun, belalang, kepik, dan telur keong mas.
Metode Pembuatan Pestisida Organik Dari Tembakau
Alat :
  • Pisau / alat pencacah
  • Alat penumbuk atau blender
  • Ember
  • Alat penyemprot
Bahan :
  • 100 – 250 gram sisa rajangan daun tembakau atau batang tembakau
  • Air
  • Kain
Cara Pembuatan :
  • Keringkan 100-250 gram daun/batang tembakau
  • Haluskan daun/batang tembakau yang telah kering dengan cara ditumbuk atau diblender
  • Rendam daun/batang tembakau yang telah halus di dalam 1 L air selama 24 jam
  • Saring larutan menggunakan kain furing
  • Encerkan larutan hasil saringan di dalam 1 L air. Cek airnya hingga berwarna coklat teh. Jika terlalu gelap, cairkan dengan air
  • Semprotkan larutan tersebut ke tanaman.
Pestisida tembakau ini sebaiknya tidak digunakan pada paprika, tomat, terong, atau tanaman lain dari famili solanaceous, karena kandungan zat yang ada dalam tembakau dapat membunuh tanaman tersebut.
Tanaman yang termasuk Solanaceous Family terdiri atas :
  • Tanaman pangan: tomat, terong, kentang, paprika
  • Tanaman obat: mandrake, henbane
  • Tembakau
Teknik Aplikasi & Dosis Penggunaan Pestisida Organik
  • Dosis 1 : 1 yaitu 1 L larutan dicampur dengan 1 L air
  • Penyemprotan 1 minggu 1 kali
  • Pencairan harus habis 1 kali pemakaian
  • Dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya
  • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
Lamongan, 7 Agustus 2010
(by dianalfa @ “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Kompos dan Pestisida Organik Bagi Industri Rokok dan Petani Tembakau di Kabupaten Lamongan”)
Daftar Pustaka:
Soenandar, M., Aeni, M. N., dan Raharjo, A. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. PT Agromedia Pustaka. Tangerang. 2010.
Sudarmo, S. Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2005.

Sumber : Sampah

No comments:

Post a Comment